Story My Life

Oct 1, 2011

Seberapa Berbahayakah Radiasi Nuklir di Jepang?

    Ledakan ketiga melanda PLTN Fukushima Daiichi pada unit 2 dan unit 4 hari Selasa (15/3/2011) ini membuat paparan radiasi meningkat 4 kali lipat. Radius aman pun diperluas dari 20 Km menjadi 30 Km.

    Pemerintah pusat di Jepang meminta pemerintah daerah untuk terus menerus memantau paparan radiasi setelah ledakan 2 unit reaktor tadi pagi. Dan dilaporkan tingkat paparan radiasi 9 kali lebih tinggi dibanding kondisi normal di wilayah Kanagawa, dekat Tokyo.

    Berikut fakta-fakta yang dilansir dari Reuters, Selasa (15/3/2011) mengenai efek paparan radiasi nuklir bagi kesehatan manusia.

* Kepala Menteri Kabinet Yukio Edano mengatakan tingkat radiasi di wilayah PLTN Fukushima mencapai 400 millisieverts (mSv) dalam waktu sejam setelah ledakan hari ini. Jumlah tersebut seribu kali lebih tinggi dibandingkan sebelum ledakan. Jumlah tersebut 20 kali lipat per tahun lebih tinggi dari tingkat paparan radiasi nuklir yang dialami orang-orang yang bekerja di bidang industri nuklir dan penambang uranium.

* Menurut Asosiasi Nuklir Dunia, pada insiden bocornya reaktor nuklir Chernobyl di Ukraina, penduduk di sekitar Chernobyl mulai direlokasi saat radiasi nuklir mencapai 350 mSv.

* Manusia terpapar oleh radiasi radioaktif 2 mSv per tahun.

* Kru maskapai penerbangan yang terbang New York-Tokyo yang melewati rute kutub utara terpapar radiasi hingga 9 mSv per tahun.

* Radiasi radioaktif yang menyebabkan kanker minimal mencapai 100 mSV per tahun. Jika terakumulasi mencapai 1.000 mSv akan menyebabkan penyakit kanker yang fatal dalam beberapa tahun ke depan, angka kejadiannya 5 dari 100 orang.

* Satu dosis radiasi 1.000 mSv menyebabkan sakit seperti mual-mual namun tidak mematikan. Sedangkan satu dosis radiasi 5.000 mSv bisa menyebabkan kematian pada mereka yang terpapar selama 1 bulan.

* "Radiasi sangat akut, seperti apa yang terjadi di Chernobyl dan para pekerja PLTN Jepang, tidak mungkin mengenai seluruh populasi," ujar pakar patologi kimia dari Universitas Hong Kong Lam Ching-wan.




(nwk/nrl)

No comments:

Post a Comment